OPTIMALISASI URBAN FARMING UNTUK MEMBANGUN KEMANDIRIAN PANGAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN BRINGIN, SAMBIKEREP, SURABAYA
Abstract
Kawasan perkotaan ini identik dengan keterbatasan lahan dan kepadatan penduduk. Paving block dan lantai semen mendominasi pekarangan di permukiman perkotaan. Sedangkan setiap rumah tangga harus dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan menanam sayuran di pekarangan rumah agar pangan dapat menuju kemandirian pangan. Salah satu alternatif solusi agar warga perkotaan dapat melakukan kegiatan pertanian di pekarangan rumah adalah urban farming. Pengabdian dilakukan melalui pelatihan urban farming sebagai program pemberdayaan masyarakat di Desa Bringin, Kecamatan Sambikerep, Surabaya, dengan menggunakan metode ceramah dan praktik pembibitan. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Adhi Abyakta yang anggotanya berasal dari kalangan perempuan dan anak muda mengikuti pelatihan ini. Metode penanaman yang digunakan adalah hidroponik dan vertikultur dengan menggunakan bahan yang sederhana dan mudah didapat. Pelaksanaan hidroponik menggunakan barang yang lebih lugas yaitu styrofoam, botol bekas, dan baskom. Penerapan vertikultur menggunakan bahan bekas seperti botol air mineral dan botol minyak. Bibit ditanam menggunakan sawi, bok choy, selada, bayam, dan kangkung karena masa panen tanaman lebih cepat, hanya 40-60 hari.