ANALISIS STRATEGI MARKETING MIX DAN BRANDING IJEN BATIK BONDOWOSO
Abstract
Batik sebagai warisan budaya Indonesia dilestarikan dari berbagai daerah dengan ciri khas masing-masing, salah satunya adalah batik dari Bondowoso. Salah satu pelestari batik di Bondowoso, Ijen Batik Bondowoso sudah merintis usaha batiknya sejak 2017 dan pernah mencapai skala pasar nasional dengan karyanya yang dikenakan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga dalam ajang Asian Games 2018. Dengan pencapaian tersebut peneliti ini mengkaji tentang penerapan digital marketing sebagai media pemasaran UMKM Ijen Batik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan data primer hasil observasi dan wawancara bersama pemilik dan pegawai Ijen Batik, serta data sekunder dari sumber dokumentasi dan literatur. Untuk mendapatkan hasil analisa yang mendalam penelitian ini menggunakan teori yang dikenalkan oleh Robert F. Lauterborn dan Philip Kotler yaitu model pendekatan Marketing 4C meliputi Customer, Cost, Convenience, Communication. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah Ijen Batik Bondowoso merupakan salah satu UMKM yang bergerak di bidang produksi batik yang telah memanfaatkan digital marketing untuk mengembangkan usahanya. Berdasarkan analisis ditemukan kesimpulan bahwa aktivitas marketing Ijen Batik sudah memenuhi marketing mix 4C. Pada aktivitas branding ditemukan bahwa dari akun Instagram Ijen Batik Bondowoso belum sepenuhnya memenuhi elemen branding. kemunculan setiap elemen yang berbeda dengan rata-rata angka frekuensi di bawah 50%. Elemen yang paling banyak dimunculkan adalah elemen tipografi yang diikuti oleh elemen logo. Adapun elemen warna dan nama yang frekuensi kemunculannya paling rendah.