Pelatihan Toefl Listening Berbasis Pragmatic Listenig Untuk Mahasantriwati Pesantren
Keywords:
listening comprehension, pengabdian masyarakat, pragmatic listening, toeflAbstract
Kesulitan dominan yang dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan TOEFL Listening Section terletak pada keterbatasan fonologis, terutama dalam mengenali pelafalan kata dan frasa sehingga mereka kerap gagal menangkap informasi yang diperdengarkan secara akurat. Hambatan ini semakin terasa pada mahasiswa non-Bahasa Inggris dan mahasantriwati pesantren yang relatif minim paparan komunikasi dengan penutur asli maupun materi lisan autentik. Kondisi tersebut berdampak pada rendahnya capaian skor TOEFL Listening yang berimplikasi pada terbatasnya kesiapan akademik mereka di tingkat lanjut, baik untuk syarat kelulusan, studi lanjut, maupun persaingan kerja. Menanggapi permasalahan tersebut, kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan melalui pelatihan TOEFL Listening dengan pendekatan Pragmatic Listening. Metode ini menekankan strategi identifikasi intonasi, makna implisit, serta kata kunci dalam ujaran untuk memperkuat keterampilan menyimak peserta. Kegiatan menggunakan desain Participatory Action Research (PAR) yang mencakup tahapan persiapan, pelatihan, praktik, evaluasi, dan refleksi dengan melibatkan partisipasi aktif peserta. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan pada penguasaan strategi listening, perbendaharaan kosakata akademik, serta kemampuan menafsirkan informasi eksplisit maupun implisit. Peserta juga melaporkan peningkatan kepercayaan diri, efektivitas strategi, dan motivasi belajar untuk mencapai skor TOEFL yang lebih tinggi. Dengan demikian, integrasi Pragmatic Listening dalam pelatihan TOEFL tidak hanya menjadi solusi praktis, tetapi juga strategi pedagogis berkelanjutan untuk memperkuat kesiapan akademik mahasantriwati pesantren dalam menghadapi kompetisi global.